Tokoh

Syekh Kholil Bangkalan: Ulama dari Madura, Guru Dua Ormas Terbesar di Indonesia

Logo Fathul Hidayah Fathul Hidayah Media   12 Oktober 2025
Gambar Artikel

Syekh Kholil Bangkalan adalah salah satu ulama besar asal Madura yang terkenal dengan ilmunya yang luas dan peranannya dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Madura. Nama beliau tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat Madura, tetapi juga di seluruh Indonesia, bahkan dunia Islam, sebagai salah satu ulama yang memiliki pengaruh besar dalam dunia pendidikan agama Islam. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai biografi, perjuangan, dan kontribusi Syekh Kholil Bangkalan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan agama Islam.


Latar Belakang Keluarga dan Kelahiran

Syekh Kholil Bangkalan lahir pada tahun 1820 di Desa Martajasah, Bangkalan, Madura. Nama lengkapnya adalah Kholil bin Abdul Latif. Ia berasal dari keluarga yang sangat menghormati tradisi keilmuan Islam. Ayahnya, Abdul Latif, merupakan seorang ulama yang cukup dihormati di Bangkalan, sehingga Syekh Kholil sudah terpapar dengan pendidikan agama sejak kecil. Keluarga Kholil, terutama ayahnya, memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan pengetahuannya dalam bidang agama.


Pendidikan Awal dan Perjalanan Menuntut Ilmu

Sejak usia dini, Syekh Kholil menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu agama. Ia mulai belajar agama Islam di lingkungan keluarganya. Beliau tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga mendalami berbagai kitab-kitab klasik yang menjadi pegangan utama dalam pendidikan agama Islam. Selain itu, Syekh Kholil juga belajar ilmu fiqh, tasawuf, dan ilmu-ilmu lainnya yang menjadi dasar pemahaman Islam.

Untuk memperdalam ilmunya, Syekh Kholil tidak puas hanya dengan belajar di Madura. Ia memutuskan untuk menuntut ilmu ke berbagai tempat, termasuk ke pesantren-pesantren besar di Jawa dan pesantren-pesantren di Makkah. Beliau menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar di Makkah dan Madinah, dua pusat ilmu Islam dunia pada masa itu. Di Makkah, beliau berguru kepada sejumlah ulama terkemuka, seperti Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, seorang ulama asal Minangkabau yang terkenal dengan kecerdasannya dalam ilmu agama.

Selama menuntut ilmu di Makkah, Syekh Kholil banyak mempelajari ilmu fiqh mazhab Syafi’i, serta mempelajari tasawuf dan berbagai disiplin ilmu agama lainnya. Beliau juga belajar kepada beberapa ulama besar asal Timur Tengah, yang membuatnya semakin luas wawasan keilmuan dan pengaruhnya dalam dunia Islam.


Kembali ke Madura dan Mengembangkan Pendidikan

Setelah bertahun-tahun menuntut ilmu di luar negeri, Syekh Kholil kembali ke Madura pada sekitar tahun 1850-an. Kembalinya beliau ke Madura disambut baik oleh masyarakat, karena mereka mengetahui bahwa Syekh Kholil telah memiliki banyak ilmu yang bermanfaat. Beliau kemudian mulai mengembangkan pendidikan agama di Madura dan mendirikan sejumlah pesantren yang menjadi pusat pembelajaran agama Islam di wilayah tersebut.

Pesantren yang didirikan oleh Syekh Kholil, seperti Pesantren Salafiyah di Bangkalan, menjadi tempat berkumpulnya para santri dari berbagai daerah di Indonesia. Pesantren ini menjadi salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang sangat dihormati di Madura, bahkan di luar Madura. Santri-santri yang menuntut ilmu di pesantren Syekh Kholil tidak hanya berasal dari Madura, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, dan daerah lainnya. Banyak di antara mereka yang setelah menuntut ilmu di pesantren Syekh Kholil menjadi ulama-ulama besar di Indonesia.

Syekh Kholil tidak hanya mengajarkan ilmu fiqh dan tafsir, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip moralitas dan etika Islam. Beliau menekankan pentingnya akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Syekh Kholil juga dikenal sebagai ulama yang sangat memegang teguh ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya dalam mazhab Syafi'i.